Selasa, 04 Juni 2013

Melakukan Wawancara untuk Mendapatkan Informasi

Keterangan dari seorang informan sangat diperlukan sebagai data yang harus diperoleh di lapangan. Cakupan topik yang akan Anda tulis adakalnya memerlukan lebih banyak informasi selain dukungan bahan bacaan yang diperoleh dari perpustakaan. Keterangan dari informan bisa dijadikan data utama atau data sekunder yang saling melengkapi dengan dokumen yang tersedia ataupun dengan bahan-bahan pustaka lainnya.  Apabila hal ini terjadi maka pertimbangkan untuk melakukan wawancara langsung atau melalui kuesioner dengan pihak-pihak yang mengetahui permasalahan yang akan Anda tulis. Ada empat hal yang harus Anda perhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1.    Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai.
2.    Mempersiapkan pedoman wawancara
3.    Melaksanakan wawancara
4.    Mengolah hasil wawancara
Persiapan wawancara
Setelah menentukan nama-nama orang yang akan diwawancarai langkah berikutnya yang harus Anda lakukan adalah meminta kesediaan orang-orang tersebut untuk diwawancarai. Caranya dapat secara dilakukan langsung artinyan Anda datang ke tempat orang itu berada dan mengutarakan maksud Anda atau dapat pula secara tidak langsung, lewat telepon atau surat.
Agar Anda dapat merumuskan pertanyaan wawancara, dengan baik, spesifik dan terfokus, ikutilah tips berikut ini.
a.    Menentukan butir-butir informasi yang dibutuhkan.
b.    Mengembangkan pertanyaan wawancara. Hal yang pertama muncul dalam benak pewawancara adalah mengenai jenis pertanyaan yang akan diajukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Menyusun pertanyaan wawanxara harus dilakukan dengan cermat. Pertanyaan wawancara yang baik adalah pertanyaan yang singkat, jelas dan dan terarah serta memerlukan jawaban seketika. Pertanyaan demikian, akan mudah dipahami, dicerna, dan dapat dijawab secara langsung dengan lugas tanpa memerlukan waktu untuk membuka dokumen serta mencari datanya. Penguasaan keterampilan menyusun berbagai tipe pertanyaan diperlukan dan sangat berguna dalam menyelesaikan tugas ini.

Setelah itu pewawancara harus menguasai pula teknik pengajuan pertanyaan. Ebrbagai keterampilan mengajukan pertanyaan harus diterapkan. Pertanyaan pertama yan gdiajukan harus positif dan bersifat netral. Contoh, pertanyaan yang positif adalah “Apa yang paling Anda sukai dari pekerjaan Anda?” Fungsi pertanyaan positif ini adalah untuk mencairkan suasana, sedangkan contoh pertanyaan yang netral adalah: “Ceritakan tentang pekerjaan Anda?” Setelah pertanyaan positif dan netral diajukan, kemudian boleh diiukti dengan pertanyaan-pertanyaan negative, misalnya berikut ini.
a.    Jika Anda diizinkan membuat perubahan dalam pekerjaan Anda, perubahan apa yang akan Anda lakukan?
b.    Masalah-masalah apa saja yang dirasakan measyarakat dengan adanya polusi udara ini?
c.    Usaha-usaha apa saja yang dilakukan unit Anda di dalam membantu mengurangi polusi udara ini?

Pertanyaan-pertanyaan yang ambigu dan mengandung permasalahan ganda harus dihindarkan, sebaiknya satu pertanyaan untuk satu hal. Demikian pula, pertanyaan retoris yang mengesankan bahwa pewawancara sudah paham apa yang ditanyakan atau sudah tahu jawabnya, harus dihindari. Pertanyaan ambigu, ganda, dan retoris biasanya tidak menarik dan sulit untuk dijawab sehingga tidak berfungsi dalam pengumpulan informasi.
Jenis pertanyaan atau kalimat Tanya yang digunakan dalam wawancara adalah bervariasi, dari mulai kalimat Tanya sederhana sampai kalimat pertanyaan yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan tersebut masing-masing memiliki fungsi dalam menunjang keberhasilan proses wawancara. Ada pertanyaan untuk memusatkan perhatian, pertanyaan untuk menggali inforamsi lebih lanjut, pertanyaan untuk klarifikasi dan pertanyaan untuk memperoleh konfirmasi. Permilihan tipe pertanyaan secara tepat diikuti cara pengajuan yang tepat pula maka akan menunjang keberhasilan proses dan tujuan wawancara. Dalam menghadapi situasi dan orang-orang yang mungkin tergolong sulit mengemukakan sikap dan pendapatnya. Hal-hal seperti di atas akan sangat membantu.
Wawancara tidak harus selalu menanyakan sesuatu dengankalimat pertanyaan yang lengkap. Pertanyaan singkat dan sederhana,s eperti “KEmudian?”, Apa?”, “Maksudnya?” kadang-kadang sudah cukup untuk memberi kesempatan kepada yang diwawancarai untuk melanjutkan berbicara secara lebih mendalam atau mendetail.

Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan wawancara di lapangan harus diarahkan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut ditentukan oleh kemampuan pewawancara mengikuti pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Apabila yang disiapkan adalah pedoman umum maka pewawancara harus pandai-pandai mengatur jalannya wawancara dan mengarahkan pokok pembicaraan, apabila telah disiapkan daftar pernyataan yang terstruktur maka wawancara tinggal mengikuti daftar tersebut. Dibuatnya daftar pertanyaan terstrktur memungkinkan dilaksanakan wawancara secara lebih efektif dan efisien.
Berikut ini beberapa kiat dalam melaksanakan wawancara yang sukses.
a.    Lakukanlah wawancara dalamsuasana yang menyenangkan. Suasana yang enak dan menyenangkan dapat Anda ciptakan dengan cara membuka wawancara dengan perkenalan serta dengan menjalin saling pengertian. Untuk mencairkan suasana mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan yang posisitf.
b.    Bersikaplah santai, tetapi dengan tujuan yang jelas. Anda di sana untuk mendapatkan informasi. Jadi, jangan ragu-ragu untuk mengajukan pertnayaan yang mengarah yang pada focus permasalahan.
c.    Gunakan pedoman wawancara (daftar pertanyaan) yang sudah disiapkan.
d.    Biarkan yang diwawancarai untuk berbicara. Jangan coba-coba mempengaruhinya dengan pengetahuan Anda sendiri tentang masalah yang dianggap menjadi bidang keahliannya.
e.    Berlakulah subjektif mungkin. Jangan mengemukakan pendapat sendiri tentang masalah yang ditanyakan. Anda di sana untuk mendapatkan inforamsi, bukan untuk berdebat.
f.     Berikanlah kesempatan berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan, Anda jangan mengharapkan jawaban sesegera mungkin, sebaiknya berikan waktu yang cukup kepada responden untuk menyusun jawaban. Diam sejenak adalah cara untuk memperoleh jawaban yang terbaik. Diam dapat berartin pula sebuah pertanyaan, artinya pewawancara rajin mendengar lebih banyak jawaban.
g.    Apabila jawaban yang diberikan masih belum lengkap, tanyakan lagi. Jika Anda tidak menanyakannya pada saat wawancara, jangan-jangan nanti Anda akan kesulitan mendapatkan jawabannya lagi.
h.    Apabila yang diwawancarai kehilangan arah di dalam menjawab pertanyaan Anda, siaplah dengan pertanyaan yang persis dan langsung untuk membimbingnya kembali ke permasalahan yang sedang dibahas.
i.      Buat catatan seperlunya, khususnya catatan yang dapat membantu Anda pada saat mengingat kembali proses wawancara nantinya. Jangan meminta yang diwawancarai untuk memperlambat uraiannya hanya karena Anda ingin membuat catatan. Hal ini tidak hanya menyita waktunya yang telah dialokasikannya untuk Anda, tetapi juga dapat mengganggu atau merusak jalan pikirannya di dalam menjawab pertanyaan Anda.
j.      Jika Anda menggunakan tape recorder jangan terlalu santai sehingga Anda lupa pertanyaan penting yang harus diajukan.
k.    Buatlah catatan sesegera mungkin setelah wawancara selesai. Jangan menunda hal ini karena sebagus apa pun daya ingat seseorang beberapa poin penting akan terlupakan bila tidak diingat (dicatat) seketika.

Pengolahan Data wawancara
Data atau informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara biasanya dicatat atau direkam. Selanjutnya data atau informasi tersebut biasanya disebut catatan lapangan – perlu diolah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk menunjang proyek penulisan karya ilmiah Anda.
Hasil wawancara berupa catatan atau rekaman tersebut mula-mula dibuat transkripnya. Pokok-pokok jawaban atas pertanyaan dikumpulkan dan dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan sifat dan permasalahannya. Transkrip wawancara tersebut dideskripsikan. Selanjutnya diadakan telaah dan analisis terhadap informasi tersebut sehingga diperoleh suatu simpulan. Telaah atau pemeriksaan data tersebut dimaksudkan untuk memperoleh keabsahan dan kecukupan data.
Berdasarkan suatu hasil wawancara yang cukup lengkap akan dapat dibuat simpulan-simpulan tentang masalah yang relevan dengan topik yang Anda akan tulis.

Hasil Wawancara
Hasil wawancara pada dasarnya adalah suatu simpulan yang akurat dan dapat dipercaya yang diharapkan dapat dijadikan dasar dan bahan untuk menunjanf beberapa konsep ataupun teori yang dibahas di dalam karya tulis yang sedang Anda kembangkan. Informasi yang akurat tersebut dirumuskan berdasarkan atas pengolahan data wawancara. Inforamsi tersebut harus disajikan dalam bahasa yang lugas, sederhana, mudah dipahami dan ditafsirkan.



Sumber : Mata Kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Dosen Drs.Ngabiyanto, M.Si

1 komentar:

  1. terimakasih, sangat membantu... saya tertarik dgn metode wawancara langsung untuk KI saya yg rumusanmasalahnya : apakahh ilmu sosial yg dipelajari secara lebih di jurusan IIS saat MAN mempengaruhi pola pikir/karakter???
    Kalo menggunakan angket, nampaknya jawabannya gak sesuai dgn yg saya butuhkan... face2face lebih menarik nampaknya

    BalasHapus

Blogroll

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SILAHKAN MAMPIR DULU ISI GUEST BOOK YA
 
Aku dan Kisahku Blogger Template by Ipietoon Blogger Template