Senin, 16 Desember 2013

Aku dan Bapak :)

Kadang aku berfikir kenapa kita sama-sama begitu dingin. Seumur hidup aku ataupun engkau memang belum pernah mengatakan “aku menyayangimu”, namun masing-masing tahu karena kita hanya tak mengerti dan tak terbiasa mengatakannya. Tahukah kau bahwa hampir 60 persen sifatku adalah keturunan dari sifatmu, sama-sama cuek meskipun sebenarnya sangat peduli.
Aku hanya mengingatnya sekali saat itu, saat aku berumur 6 tahun. Setelah pulang beberapa bulan lamanya dari perantauan kau kembali pada kami, keluargamu. Saat aku duduk di bangku kelas, aku mencari ibu yang biasanya selalu menungguku di luar saat aku menerima pelajaran di masa taman kanak-kanak. Tapi aku tak melihatnya, aku melihatmu memandangi anakmu. Seseorang yang jelas aku kenal namun aku merasa asing karena kita lama tak bertemu, tapi aku senang melihatmu bahkan aku menantimu. Aku ingat betul hari itu kau memberikanku donat dengan taburan meses coklat. Aku juga merasakan kau sangat merindukanku waktu itu.
fotoin bapak diem-diem :D
Sejak hari itu hampir setiap sore kau selalu memboncengku dengan sepeda onthel kita satu-satunya. Tempat yang dituju hanya satu, taman di dekat stasiun itu. Entah kenapa aku tak pernah bosan saat kau mengajakku ke tempat itu, aku bermain-main dengan ayunan dan kau mengawasiku.
Hari berganti bulan, berganti tahun dan anak kecilmu tumbuh menjadi seorang remaja. Kau tidak lagi seperti dulu, lebih banyak diam,tapi terkadang kau menjadi ayah yang begitu keras dalam mendidikku. Meskipun kau tak pernah memukulku atau kasar terhadapku namun kau tidak pernah lagi memperlakukanku seperti saat kau memelukku saat aku berumur 6 tahun. Aku akui hubungan kita memang terasa sangat biasa. Kau lebih sering diam, kau bahkan sangat jarang bertanya bagaimana aku menjalani hari-hariku. Di balik itu semua aku tahu kau sangat bangga padaku, itupun karena aku mendengar dari perkataan tetangga saat kau menceritakan tentangku pada mereka.

Malam ini aku sangat merindukanmu pak,aku hanya beralasan ketika aku mengatakan aku sakit dan aku menanyakan obatnya padamu. Seperti biasa kau hanya menjawab dengan singkat, tanpa menanyakan kembali apakah aku baik-baik saja. Aku rindu menjadi aku yang berumur 6 tahun,. Aku anggap ini sudah lebih dari cukup, terima kasih Bapak, Terima kasih telah menjadi ayah yang tak pernah mengeluh meskipun aku tahu kau menanggung beban yang berat. Alhamdulillah jaza kallohuiro. :D

Blogroll

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SILAHKAN MAMPIR DULU ISI GUEST BOOK YA
 
Aku dan Kisahku Blogger Template by Ipietoon Blogger Template