Senin, 16 Desember 2013

Aku dan Bapak :)

Kadang aku berfikir kenapa kita sama-sama begitu dingin. Seumur hidup aku ataupun engkau memang belum pernah mengatakan “aku menyayangimu”, namun masing-masing tahu karena kita hanya tak mengerti dan tak terbiasa mengatakannya. Tahukah kau bahwa hampir 60 persen sifatku adalah keturunan dari sifatmu, sama-sama cuek meskipun sebenarnya sangat peduli.
Aku hanya mengingatnya sekali saat itu, saat aku berumur 6 tahun. Setelah pulang beberapa bulan lamanya dari perantauan kau kembali pada kami, keluargamu. Saat aku duduk di bangku kelas, aku mencari ibu yang biasanya selalu menungguku di luar saat aku menerima pelajaran di masa taman kanak-kanak. Tapi aku tak melihatnya, aku melihatmu memandangi anakmu. Seseorang yang jelas aku kenal namun aku merasa asing karena kita lama tak bertemu, tapi aku senang melihatmu bahkan aku menantimu. Aku ingat betul hari itu kau memberikanku donat dengan taburan meses coklat. Aku juga merasakan kau sangat merindukanku waktu itu.
fotoin bapak diem-diem :D
Sejak hari itu hampir setiap sore kau selalu memboncengku dengan sepeda onthel kita satu-satunya. Tempat yang dituju hanya satu, taman di dekat stasiun itu. Entah kenapa aku tak pernah bosan saat kau mengajakku ke tempat itu, aku bermain-main dengan ayunan dan kau mengawasiku.
Hari berganti bulan, berganti tahun dan anak kecilmu tumbuh menjadi seorang remaja. Kau tidak lagi seperti dulu, lebih banyak diam,tapi terkadang kau menjadi ayah yang begitu keras dalam mendidikku. Meskipun kau tak pernah memukulku atau kasar terhadapku namun kau tidak pernah lagi memperlakukanku seperti saat kau memelukku saat aku berumur 6 tahun. Aku akui hubungan kita memang terasa sangat biasa. Kau lebih sering diam, kau bahkan sangat jarang bertanya bagaimana aku menjalani hari-hariku. Di balik itu semua aku tahu kau sangat bangga padaku, itupun karena aku mendengar dari perkataan tetangga saat kau menceritakan tentangku pada mereka.

Malam ini aku sangat merindukanmu pak,aku hanya beralasan ketika aku mengatakan aku sakit dan aku menanyakan obatnya padamu. Seperti biasa kau hanya menjawab dengan singkat, tanpa menanyakan kembali apakah aku baik-baik saja. Aku rindu menjadi aku yang berumur 6 tahun,. Aku anggap ini sudah lebih dari cukup, terima kasih Bapak, Terima kasih telah menjadi ayah yang tak pernah mengeluh meskipun aku tahu kau menanggung beban yang berat. Alhamdulillah jaza kallohuiro. :D

Minggu, 29 September 2013

Filsafat (Pendahuluan)

Kita sering mendengar istilah filsafat, baik melalui seminar filsafat maupun membaca hasil-hasil karya para ilmuan yang membahas tentang filsafat. Dalam hal membaca karya-karya filsafat seringkali kita tidak terlalu memperhatikan jenis-jenis bacaan yang kita baca, tetapi hanya membaca untuk mengisi waktu luang tanpa mempunyai keinginan untuk mendapatkan pengertian, maksud dan pesan dari bacaan bersangkutan.
Untuk itu, bilamana kita tertarik untuk membaca karya-karya filsafat serta ingin mendalaminya kita perlu memahami terlebih dahulu kekhasan dari filsafat itu sendiri. Seperti apakah kekhasan filsafat jika dibandingkan dengan karya-kara lain  (sastra ilmu sosial, hukum, dan pengetahuan ilmiah lainnya). Dari manakah filsafat tersebut diperoleh, dan bagaimana cara mengusahakannya. Dan mungkin masih ada pertanyaan lain sebagai kelanjutan yang terkait dengan masalah-masalah filsafat.
1.      Pengertian Filsafat
Secara epistimologi, istilah filsafat berasal dari dari Arab falsafah yang sama artinya dengan kata filsafat yang merupakan terjemahan dari bahasa Yunani Philosophia. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu Philein yang artinya cinta atau mencari, dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Sehingga menurut asal katanya, filsafat (philosophia) berarti “mencintai kebijaksanaan” atau “mencintai kebenaran”. Cinta dalam hal ini mempunyai makna yang luas yaitu ingin dan berusaha untuk mencapai yang diinginkan. Sedangkan kebijaksanaanberarti “pandai”, tahu secara mendalam dan seluas-luasnya, baik secara teoritis maupun sampai dengan keputusan untuk bertindak (Hamersma, 1981 : 10).
Dari segi praktisnya, filsafat berarti alam berfikir. Jadi berfilsafat berarti berfikir, oleh karena itu akal pikiran menjadi berperan dalam hal ini. Meskipun demikian, tidak semua berfikir itu berarti berfilsafat. Berfilsafat berarti berpikir secara mendasar, mendalam, untuk mendapatkan hakikat, substansi dari sesuatu yang dipikirkan. Seorang filsuf hanyalah orang yang memahami dan memikirkan dengan sungguh-sungguh dan mendalam tentang hakikat segala sesuatu, hakikat dibalik dari suatu hal atau benda yang dipikirkan.
Sedangkan dari segi ilmiahnya, filsafat adalah hasil pemikiran manusia secara kritis dan radikal, mendalam, mendasar, sampai pada intinya, hakikatnya, substansinya terhadap sesuatu yang dipikirkan.
2.    Lingkup Pengertian Filsafat
Sebelum mengetahui tentang ruang lingkup filsafat, maka perlu dipahami dulu tentang objek materia dan forma dari filsafat.
a.       Objek Materia Filsafat : yaitu objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang bersifat material konkret seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain sebagainya, maupun sesuatu yang bersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideologi, oral, pandangan hidup dan lain sebagainya.
b.      Objek Forma Filsafat : adalah cara memandang seseorang peneliti terhadap objek materia tersebut, suatu objek materia tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda.
Selanjutnya, bidang ruang lingkup pengertian filsafat adalah :
a.       Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala sesuatu.
b.      Filsafat sebagai suatu sikap dan pandangan hidup
c.       Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan
d.      Filsafat sebagai suatu kelompok teori dari sistem pemikiran
e.       Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusia
f.       Filsafat sebagai suatu usaha untuk memperoleh pandangan yang komprehensif


Minggu, 08 September 2013

Selamat Datang Sepi...

tumblr.com

Melihat keadaanku sekarang ada beberapa teman yang kemudian menanyakan hal yang sama padaku.

" Apakah kau tidak merasa kesepian?"

Dan akupun menjawab dengan senyum aku baik-baik saja, dan aku tidak kesepian.

Sebenarnya dalam hatiku berkata bagaimana mungkin aku tidak kesepian, aku sangat sangat kesepian, aku hanya tak ingin kalian tau betapa aku mencoba bertahan dengan senyum palsuku.
Aku tau ini salahku, mungkin aku hanya kurang bersyukur, aku percaya suatu saat nanti akan ada seseorang yang menggantikan sepi ini dan dia berkata "aku akan disini menemanimu" #hope

Minggu, 01 September 2013

Disini duniaku, Rumah keduaku :D

Bismillahirohmanirrohim.

Tidak seperti tahun sebelumnya ramadhan kemarin aku melewatkannya lebih banyak di tempat perantauan di Ngijo, Semarang. Beda, sangat berbeda rasanya. (kenapa?) Iya, aku merasa begitu senang sekali karena apa yang pernah aku minta pada Alloh setahun yang lalu telah dikabulkan. Alhamdulillah. Memang malam-malam yang sebelumnya tanpa seorang teman terasa begitu berat bagiku, betul memang menunggu itu sakit tapi kesabaran Insya Alloh menghasilkan hasil yang baik. Seperti ceritaku kali ini, rumah keduaku yang tadinya terasa mati sekarang bisa hidup seperti mekarnya bunga dari kuncupnya, seperti keluarnya kupu-kupu dari kepompongnya. Meskipun mereka disini datang dan pergi
Baik, kuceritakan dari awal orang-orang yang menghidupkan rumah keduaku ini. Siap?? Hehe (kaya mau ngapain aja)...

First, orang yang pertama menjadi temanku disini di akhir semester 3 ku dulu. She is very special. Alloh memang selalu punya cara dalam menjawab doa kita. Hehe. Namanya Wara Cahyandari, dia satu angkatan denganku, teman SMP dan SMA di Kebumen, namun sekarang kita berbeda jurusan. Entah angin apa yang membawanya tiba-tiba ke kostku dan mengatakan ingin ngekost disini pula. Antara kaget dan senang waktu itu, setidaknya saat aku pulang kost aku tidak sendirian lagi. Alhamdulillah :D
Dia cukup lama bertahan disini sampai akhirnya akhir Agustus lalu dengan (terpaksa) pindah kost karena ada alasan tertentu yang mungkin tidak bisa dipublikasikan disini. Mueheheuhe...

Lalu yang kedua ini namanya Mba Eva, namun kita tidak sempat saling mengenal lebih dekat karena dia hanya seminggu saja menempati kostku ini. Ya, hanya sebentar karena memang tidak ada niatan untuk stay lama disini. Orangnya asik, supel dan cerewet abis, namun sekali lagi dia tidak bertahan.

Okeh kembali ke laptop eh cerita maksudnya, yang ketiga ini namanya Nur Diana Fitriani. Meskipun dia lebih muda setahun ini tapi aku manggilnya tetep “mbak fitri”. Bukan karena aku nggak mengakui aku lebih tua tapi karena menghormatinya sebagai mbak ghot alias mbak mubalighot. Hehe.. Orangnya pendiem, entah karena memang diem atau males ngomong aku juga ga bisa membedakan.  So far, orangnya enak diajak curhat sih, tapi ya mesti aku yang mulai pembicaraan duluan. Aku sedikit kecewa karena dia juga memutuskan ingin segera pindah dari kost, aku ingin mencegah tapi aku bisa apa. -___-  Meskipuun itu baru rencana, namun aku berharap harap sungguh dibatalkan saja Ya Alloh..aminn ..hehe

Dan yang keempat ini yang nggak kalah spesialnya namanya Niki Hatari. Adek kelas yang satu ini awalnya nggak ada niatan untuk kost disini namun karena sesuatu hal akhirnya dia menemaniku disini. Senangnya :D . Anaknya buaik, super rapi dan teliti. Ga kaya aku yang pelupaan banget kalau naruh apa-apa. Jadi masih mesti berguru sama dia...hehe  Dan saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya karena dia bertahan sampai aku menulis tentang dia di blog ini. Jangan bosen denganku ya..hehe

Dan ada satu lagi, namanya mbak Eka, sebenernya dia nggak ngekost disini, tapi sering pake banget ikut nemenin kita disini, kalau ada mbak eka jadi rame, dia juga ikut andil menghidupkan kostku ini jadi nggak boleh terlupakan. Ngeliat mukanya aja aku bisa senyum-senyum sendiri karena melihat tingkahnya yang ada-ada aja. Sudah ku anggap seperti mbak kandungku sendiri.
Sebenernya pengin nulis buaanyaakk lagi, tapi untuk saat ini masih hanya mereka orang-orang spesial yang menemani saya. Doakan semoga bertambah lagi ya. Aminn... Dan untuk kalian yang tertulis diatas maaf yah kalau terkadang aku nyebelin atau buat kalian marah dan orangnya ngebosenin. Ya inilah aku dengan segala kekuranganku. (ciyee).. Alhamdulillah jaza kumullohoiro karena kalian telah membuat hidupku lebih berwarna.

Udah segitu aja yang bisa kutulis. Wassalamualakum wr.wb. Salam Jokam354!


Minggu, 18 Agustus 2013

Sepucuk Surat Untuk Adikku

For My Brother...
Terkadang ada perasaan tidak rela ketika melihatmu sekarang lebih tinggi daripada aku. Bukan karena aku takut tersaingi, namun aku merasa kehilangan adik kecilku. Aku tahu setiap anak akan tumbuh dan menjadi dewasa, dan itu sangat wajar. Kamu mungkin juga tidak mau menjadi anak-anak terus kan. Aku hanya kesepian jika kamu sudah mulai sibuk dengan dunia remajamu.

Masih teringat pada malam kau dilahirkan, pada tanggal 31 Januari 2000 aku terbangun di tengah malam dan mendapati ternyata aku hanya sendirian di rumah. Saat itu umurku 7 tahun, betapa takutnya aku ketika aku bingung tak menemukan ibu dan bapak dimanapun. Akupun memutuskan untuk keluar di tengah gelapnya malam dan mengunjungi rumah kakek yang tidak terlalu jauh dari rumah. Sambil menahan tangis, aku menggedor pintu rumah kakaek dan akhirnya dibukakan oleh bulek (baca:tante). Dan berkat bulek lah aku tahu ternyata ibu dan bapak sedang berada di rumah bidan karena ternyata malam ini adalah malam kelahiranmu.
Aku senang ketika mengetahui aku memiliki adik laki-laki, dulu kau begitu lucu dengan pipi merah yang begitu tembem. Aku ingat senyum ibu betapa bahagianya beliau melihat langkah pertamamu saat kau mulai belajar berjalan. Ibu begitu peduli padamu sampai-sampai ibu pernah benar-benar marah padaku karena aku lalai menjagamu, pada waktu itu aku bermain sendiri dan tidak mengetahui saat kau terjatuh terbalik dari kursi roda yang berbentuk bundar itu. Semoga kau tak ingat karena umurmu mungkin baru satu tahun :)
Kini, aku ingin minta maaf kalau dulu aku sering mencubitmu dan entah berapa kali membuatmu menangis. Dan juga semua omelanku, kau tahu aku melakukannya untuk kebaikanmu. Aku juga minta maaf jika selama ini aku belum menjadi kakak yang baik.



Aku hanya ingin berpesan bahwa dunia luar yang akan kau hadapi nantinya tak akan selalu menjanjikan kesenangan, ada kalanya kau akan merasakan sakit akan cobaan hidup yang sulit. Dan berjanjilah untuk memegang teguh agamamu, menjadikannya tameng agar tidak terjerumus hal yang buruk. Dan hal buruk yang pernah kakakmu ini lakukan kumohon dengan sangat jangan pernah kau menirunya. 
Jadilah pria yang bisa membanggakan keluarga, agama, bangsa dan negara. Aminn.

Your Sister.
diambil pada 08-08-2013


Sabtu, 22 Juni 2013

Water Melon...Water Melon :D

Sore itu ada seorang teman yang menghubungiku untuk ikut dalam kepanitiaan TFT (Training For Trainer) Koperasi Mahasiswa. Sudah hal yang wajar memang ketika alumni TFT kemudian diharapkan untuk menjadi panitia di acara TFT  selanjutnya. Awalnya aku tidak terlalu berminat, karena tugas-tugas kuliah yang sempat membuatku stres, bahkan akhir-akhir ini aku lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kampus. Namun karena ada seorang teman yang memaksa akhirnya aku ikut juga.

Tak disangka mereka memasukkanku sebagai seksi acara dalam kepanitian tersebut. Huh, tambah berat pula rasanya. Namun jika sesuatu dikerjakan dengan ikhlas InsyaAlloh hasilnya tidak akan sia-sia. J Mendekati Hari-H semakin pusing saja rasanya memikirkan bagaimana nanti acaranya. Karena tidak hanya harus mengatur acara dalam TFT namun akupun ditunjuk sebagai MC. Ini pengalaman pertama karena jujur sebetulnya aku tidak terlalu PD ketika harus berhadapan dengan banyak peserta.

Sampai pada suatu ketika aku harus mengisi sesi ice breaking ketika pematerinya telah selesai. Jujur waktu itu aku bahkan tidak siap, saat mix diberikan padaku dan semua peserta menatapku aku bahkan masih loading untuk memikirkan apa yang harus aku lakukan. Namun ya memang “the power of kepepet” itu sungguh luar biasa. Yang terlintas difikiranku adalah lagu dan tarian watermelon. Iya aku mengajarkan itu pada mereka, mungkin kalian juga sudah tahu bukan lagunya

Watermelon...watermelon
Papaya...papaya
Banana...banana...banana...banana
Potato..Potato... :D


Sungguh sangat simple namun tidak ku sangka mereka begitu antusias bahkan sampai tertawa terbahak-bahak ketika kita secara bersama-sama menyanyi dan menarikan lagu itu. Aku bahkan senyum-senyum sendiri jika mengingatnya. :D

Selasa, 04 Juni 2013

Jenis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi

1. Makalah
            Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu topik tertentu yang tecakup dalam suatu mata kuliah. Makalh merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhui tugas atau menyelesaikan suatu perkuliahan baik mahasisw aprogram Diploma, Strata 1 (S-1), Strata 2 (S-2), dan Strata 3 (S-3).
Makalah memiliki karakteristik sebgai berikut :
(a)    Menyajikan hasil kajian literatur yang berkaitan dengan topik atau cakupan permasalahan.
(b)   Menerapkan pemahaman tentang teori, prinsip, atau metode tertentu  yang berkaitan dengan materi perkuliahan
(c)    Menerapkan kemampuan mengemas berbagai sumber informasi dalam satu pembahasan yang utuh.
2. Laporan Buku/ Bab/ artikel Ilmiah
                     Laporan buku/ bab/ artikel ilmiah merupakan karya tulis ilmiah yang menyajikan pemahaman mahasiswa terhadap isi buku/ Bab/ artikel ilmiah       yang disertai dengan ulasan atau  pandangan penulis. Selain itu laporan  buku/ bab/ artikel Ilmiah juga dapat menyajikan analisis, kritik, justifikasiterhadap isi buku/ bab/ artikel Ilmiah. Sabagai bagian dari tugas perkuliahan buku/ bab/ artikel ilmiah buku/ bab/ artikel ilmiah yang diaporkan ditentukan oleh dosen atau dapat pula diusulkan oleh mahasiswa setelah mendapat persetujuan dosen yang bersangkutan.
            Laporan buku/ bab/ artikel Ilmiah  bertujun untuk memperdalam dan memperluas wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang topik yang disajikan atau dibahas dalam suatu mata kuliah yang ditempuhnya. Untuk itu laporan buku/ bab/ artikel ilmiah memiliki kriteria sebagai berikut :
(a)    Buku/ bab/ artikel ilmiah buku/ bab/ artikel ilmi yang dilaporkan harus aktual, minimal terbitan liam tahun terakhir.
(b)   Buku/ bab/ artikel ilmiah yang dilaporkan mempunyai kualitas isi yang baik
(c)    Buku/ bab/ artikel ilmiah yang dilaporkan memberikan kontribusi bagi mahasiswa untuk memperdalam topikyang dibahas dalam mata kuliah
3. Skripsi
             Skripsi merupakan karya tulis lmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk mecapai gelar Sarjana Pendidikan atau Sarjana Non Pendidikan. Skripsi merupakan bukiti kemampuan akademik mahasiswa  dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yasng sesuai dengan bidang keahlian atau bidang studinya. Skripsi memiliki kriteria sebagai berikut :
(a)    Topik, skripsi dapat bersumber dari permasalahan permasalahan yang sesuai dengan bidang studi atau bidang keahlian mahasiswa
(b)   Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan  dan atau penelaahan pustaka yang relevan
(c)    Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai dengan bidang keahliannya dan sudah ditetapkan oleh surat tugas dekan
(d)   Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk program studi dan jurusan tertentu skripsi dapat ditulis dalam bahasa minat ( bahasa Inggris, bahsa Arab, bahasa Perancis, dan bahasa lainnya), dengan menulkiskan abstrak dalam bahasa minat  ( bahasa Inggris, bahsa Arab, bahasa Perancis, bahasa asing  lainnya),  dan bahasa Indonesia
(e)    Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa dihadapan tim penguji yang ditetapkandengan surat tugas dekan
4. Tesis
            Tesis merupakan karya tulis lmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk mecapai gelar Magister (S-2). Tesis  merupakan bukiti kemampuan akademik mahasiswa  dalam penelitian  dan pengembangan keilmuan pada salah satu bidang keilmuan  yang sedang ditempuh oleh mahasiswa. Tesis disusun untuk meraih gelar Magister Pendidikan  (M.Pd), Magister Manajeman (MM), dan sebagainya. Tesis memiliki karakteristik sebagai berikut :
(a)    Topik tesis berfokus pada kajian yang aktual yang tercakup dalam salah satu disiplin ilmu , sesuai dengan progaram studi yang ditempouh oleh mahasiswa.
(b)   Tesis ditulis atas dasar pengujian empoirik terhadap teoritertentu dalam disiplin ilmu yang dipelajari
(c)    Tesis..untuk penelitian lapangan ... menggunakan data primer ( data yang dikumpulkan dari lapangan) yang dapat ditunjang oleh data sekunder. Untuk bibliografi digunakan sumber-sumber yang otentik
(d)   Tesis ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai dengan bidang keahliannya dan sudah ditetapkan oleh surat tugas Direktur Program Pascasarjana
(e)    Tesis ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan menuliskan abstrak daslam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. K progaram studi atau jurusan tertentu, tesis dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris).Untuk program studi dan jurusan tertentu skripsi dapat ditulis dalam bahasa minat
(f)    Tesis dipertahankan sendiri oleh mahasiswa dihadapan tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas Direktur Program Pascasarjana.

5.Disertasi
Disertasi  merupakan karya tulis lmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk menyelassaikan Program Doktor  (S-3).Disertasi   merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa  dalam melakukan penelitian  yang berkaitan temuan baru pada salah satu disiplin ilmu yang sedang  ditempuh oleh mahasiswa. Disertasi disusun dan dipertahankan untuk meraih gelar Doktor. Disertasi memiliki karakteristik sebagai berikut :
(a)          Topik berfokus pada kajian mengenai  salah satu disiplin ilmu yang  sesuai dengan bidang yang dipelajari
(b)         Disertasi ditulis atas dasar temuan sesuatu yang baru dalam disiplin ilmu yang dikaji sacara mendalam , baik berupa pengujiasn terhadap teori –teori yang ada dan prinsip-prinsip baru atau pengembangan suatu model baru yang diuji di lapangan
(c)          Disertasi menggunakan data primer ( data yang dikumpulkan dari lapangan) yang dapat ditunjang pula oleh data sekunder
(d)         Disertasi  ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yaitu promotor, ko-promotor dan anggota yang sesuai dengan bidang keahliannya dan  telah ditetapkan oleh surat tugas Direktur Program Pascasarjana
(e)          Disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan menuliskan abstrak daslam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Untuk  progaram studi atau jurusan tertentu, disertasi  dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris). Dengan menuliskan abstrak dalam bahasa minat dan bahasa aindonesia.

(f)          Tesis Disertasi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa ayang bersangkutan dihadapan tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas Direktur Program Pascasarjana.

Melakukan Wawancara untuk Mendapatkan Informasi

Keterangan dari seorang informan sangat diperlukan sebagai data yang harus diperoleh di lapangan. Cakupan topik yang akan Anda tulis adakalnya memerlukan lebih banyak informasi selain dukungan bahan bacaan yang diperoleh dari perpustakaan. Keterangan dari informan bisa dijadikan data utama atau data sekunder yang saling melengkapi dengan dokumen yang tersedia ataupun dengan bahan-bahan pustaka lainnya.  Apabila hal ini terjadi maka pertimbangkan untuk melakukan wawancara langsung atau melalui kuesioner dengan pihak-pihak yang mengetahui permasalahan yang akan Anda tulis. Ada empat hal yang harus Anda perhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1.    Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai.
2.    Mempersiapkan pedoman wawancara
3.    Melaksanakan wawancara
4.    Mengolah hasil wawancara
Persiapan wawancara
Setelah menentukan nama-nama orang yang akan diwawancarai langkah berikutnya yang harus Anda lakukan adalah meminta kesediaan orang-orang tersebut untuk diwawancarai. Caranya dapat secara dilakukan langsung artinyan Anda datang ke tempat orang itu berada dan mengutarakan maksud Anda atau dapat pula secara tidak langsung, lewat telepon atau surat.
Agar Anda dapat merumuskan pertanyaan wawancara, dengan baik, spesifik dan terfokus, ikutilah tips berikut ini.
a.    Menentukan butir-butir informasi yang dibutuhkan.
b.    Mengembangkan pertanyaan wawancara. Hal yang pertama muncul dalam benak pewawancara adalah mengenai jenis pertanyaan yang akan diajukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Menyusun pertanyaan wawanxara harus dilakukan dengan cermat. Pertanyaan wawancara yang baik adalah pertanyaan yang singkat, jelas dan dan terarah serta memerlukan jawaban seketika. Pertanyaan demikian, akan mudah dipahami, dicerna, dan dapat dijawab secara langsung dengan lugas tanpa memerlukan waktu untuk membuka dokumen serta mencari datanya. Penguasaan keterampilan menyusun berbagai tipe pertanyaan diperlukan dan sangat berguna dalam menyelesaikan tugas ini.

Setelah itu pewawancara harus menguasai pula teknik pengajuan pertanyaan. Ebrbagai keterampilan mengajukan pertanyaan harus diterapkan. Pertanyaan pertama yan gdiajukan harus positif dan bersifat netral. Contoh, pertanyaan yang positif adalah “Apa yang paling Anda sukai dari pekerjaan Anda?” Fungsi pertanyaan positif ini adalah untuk mencairkan suasana, sedangkan contoh pertanyaan yang netral adalah: “Ceritakan tentang pekerjaan Anda?” Setelah pertanyaan positif dan netral diajukan, kemudian boleh diiukti dengan pertanyaan-pertanyaan negative, misalnya berikut ini.
a.    Jika Anda diizinkan membuat perubahan dalam pekerjaan Anda, perubahan apa yang akan Anda lakukan?
b.    Masalah-masalah apa saja yang dirasakan measyarakat dengan adanya polusi udara ini?
c.    Usaha-usaha apa saja yang dilakukan unit Anda di dalam membantu mengurangi polusi udara ini?

Pertanyaan-pertanyaan yang ambigu dan mengandung permasalahan ganda harus dihindarkan, sebaiknya satu pertanyaan untuk satu hal. Demikian pula, pertanyaan retoris yang mengesankan bahwa pewawancara sudah paham apa yang ditanyakan atau sudah tahu jawabnya, harus dihindari. Pertanyaan ambigu, ganda, dan retoris biasanya tidak menarik dan sulit untuk dijawab sehingga tidak berfungsi dalam pengumpulan informasi.
Jenis pertanyaan atau kalimat Tanya yang digunakan dalam wawancara adalah bervariasi, dari mulai kalimat Tanya sederhana sampai kalimat pertanyaan yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan tersebut masing-masing memiliki fungsi dalam menunjang keberhasilan proses wawancara. Ada pertanyaan untuk memusatkan perhatian, pertanyaan untuk menggali inforamsi lebih lanjut, pertanyaan untuk klarifikasi dan pertanyaan untuk memperoleh konfirmasi. Permilihan tipe pertanyaan secara tepat diikuti cara pengajuan yang tepat pula maka akan menunjang keberhasilan proses dan tujuan wawancara. Dalam menghadapi situasi dan orang-orang yang mungkin tergolong sulit mengemukakan sikap dan pendapatnya. Hal-hal seperti di atas akan sangat membantu.
Wawancara tidak harus selalu menanyakan sesuatu dengankalimat pertanyaan yang lengkap. Pertanyaan singkat dan sederhana,s eperti “KEmudian?”, Apa?”, “Maksudnya?” kadang-kadang sudah cukup untuk memberi kesempatan kepada yang diwawancarai untuk melanjutkan berbicara secara lebih mendalam atau mendetail.

Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan wawancara di lapangan harus diarahkan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut ditentukan oleh kemampuan pewawancara mengikuti pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Apabila yang disiapkan adalah pedoman umum maka pewawancara harus pandai-pandai mengatur jalannya wawancara dan mengarahkan pokok pembicaraan, apabila telah disiapkan daftar pernyataan yang terstruktur maka wawancara tinggal mengikuti daftar tersebut. Dibuatnya daftar pertanyaan terstrktur memungkinkan dilaksanakan wawancara secara lebih efektif dan efisien.
Berikut ini beberapa kiat dalam melaksanakan wawancara yang sukses.
a.    Lakukanlah wawancara dalamsuasana yang menyenangkan. Suasana yang enak dan menyenangkan dapat Anda ciptakan dengan cara membuka wawancara dengan perkenalan serta dengan menjalin saling pengertian. Untuk mencairkan suasana mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan yang posisitf.
b.    Bersikaplah santai, tetapi dengan tujuan yang jelas. Anda di sana untuk mendapatkan informasi. Jadi, jangan ragu-ragu untuk mengajukan pertnayaan yang mengarah yang pada focus permasalahan.
c.    Gunakan pedoman wawancara (daftar pertanyaan) yang sudah disiapkan.
d.    Biarkan yang diwawancarai untuk berbicara. Jangan coba-coba mempengaruhinya dengan pengetahuan Anda sendiri tentang masalah yang dianggap menjadi bidang keahliannya.
e.    Berlakulah subjektif mungkin. Jangan mengemukakan pendapat sendiri tentang masalah yang ditanyakan. Anda di sana untuk mendapatkan inforamsi, bukan untuk berdebat.
f.     Berikanlah kesempatan berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan, Anda jangan mengharapkan jawaban sesegera mungkin, sebaiknya berikan waktu yang cukup kepada responden untuk menyusun jawaban. Diam sejenak adalah cara untuk memperoleh jawaban yang terbaik. Diam dapat berartin pula sebuah pertanyaan, artinya pewawancara rajin mendengar lebih banyak jawaban.
g.    Apabila jawaban yang diberikan masih belum lengkap, tanyakan lagi. Jika Anda tidak menanyakannya pada saat wawancara, jangan-jangan nanti Anda akan kesulitan mendapatkan jawabannya lagi.
h.    Apabila yang diwawancarai kehilangan arah di dalam menjawab pertanyaan Anda, siaplah dengan pertanyaan yang persis dan langsung untuk membimbingnya kembali ke permasalahan yang sedang dibahas.
i.      Buat catatan seperlunya, khususnya catatan yang dapat membantu Anda pada saat mengingat kembali proses wawancara nantinya. Jangan meminta yang diwawancarai untuk memperlambat uraiannya hanya karena Anda ingin membuat catatan. Hal ini tidak hanya menyita waktunya yang telah dialokasikannya untuk Anda, tetapi juga dapat mengganggu atau merusak jalan pikirannya di dalam menjawab pertanyaan Anda.
j.      Jika Anda menggunakan tape recorder jangan terlalu santai sehingga Anda lupa pertanyaan penting yang harus diajukan.
k.    Buatlah catatan sesegera mungkin setelah wawancara selesai. Jangan menunda hal ini karena sebagus apa pun daya ingat seseorang beberapa poin penting akan terlupakan bila tidak diingat (dicatat) seketika.

Pengolahan Data wawancara
Data atau informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara biasanya dicatat atau direkam. Selanjutnya data atau informasi tersebut biasanya disebut catatan lapangan – perlu diolah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk menunjang proyek penulisan karya ilmiah Anda.
Hasil wawancara berupa catatan atau rekaman tersebut mula-mula dibuat transkripnya. Pokok-pokok jawaban atas pertanyaan dikumpulkan dan dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan sifat dan permasalahannya. Transkrip wawancara tersebut dideskripsikan. Selanjutnya diadakan telaah dan analisis terhadap informasi tersebut sehingga diperoleh suatu simpulan. Telaah atau pemeriksaan data tersebut dimaksudkan untuk memperoleh keabsahan dan kecukupan data.
Berdasarkan suatu hasil wawancara yang cukup lengkap akan dapat dibuat simpulan-simpulan tentang masalah yang relevan dengan topik yang Anda akan tulis.

Hasil Wawancara
Hasil wawancara pada dasarnya adalah suatu simpulan yang akurat dan dapat dipercaya yang diharapkan dapat dijadikan dasar dan bahan untuk menunjanf beberapa konsep ataupun teori yang dibahas di dalam karya tulis yang sedang Anda kembangkan. Informasi yang akurat tersebut dirumuskan berdasarkan atas pengolahan data wawancara. Inforamsi tersebut harus disajikan dalam bahasa yang lugas, sederhana, mudah dipahami dan ditafsirkan.



Sumber : Mata Kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Dosen Drs.Ngabiyanto, M.Si

Kamis, 30 Mei 2013

Lagu Yiruma "Kiss The Rain"

Mungkin sebagian dari kalian tahu tentang lagu ini, atau justru belum pernah mendengarnya.  Aku pertama kali mendengar lagu ini ketka acara training motivation pas awal masuk kuliah. Trenyuh, tenang dan nyaman banget, iya itulah kesan pertamaku tentang lagu ini. Saat kamu lagi pengin sendiri, lelah dengan semua kepenatan harimu lagu ini cocok banget ngobatin itu semua..hehe :D 

Buat kalian yang pengin dengerin lagunya bisa download DI SINI . Dan yang membuatku tambah suka adalah lirik versi Indonesianya dari lagu ini, silahkan dibaca di bawah ini :

Aku sering menutup mata
Dan aku bisa melihat kau tersenyum
Kau menjangkau tanganku
Dan aku terbangun dari mimpiku
Meskipun hatimu milikku
Ini kosong di dalam 
Aku tidak pernah memiliki cintamu
Dan aku tidak akan pernah
 
Dan setiap malam
Aku berbaring terjaga
Berpikir mungkin kau mencintaiku
Seperti aku selalu mencintaimu
Tapi bagaimana bisa kau mencintaiku?
Seperti aku mencintaimu ketika
Kau bahkan tidak bisa menatap lurus di mataku


Aku tidak pernah merasa seperti ini
Untuk menjadi begitu cinta
Untuk memiliki seseorang di sana
Namun merasa begitu sendirian
Bukankah kau seharusnya menjadi
Seseorang untuk menyeka air mataku 

Seseorang untuk mengatakan bahwa kau tidak akan pernah meninggalkan

Airnya tenang dan masih
Bayanganku ada di sana
Aku melihat kau menopangku
Tapi kemudian kau hilang
Semua yang tertinggal darimu
Apakah sebuah memori
Satu-satunya yang hanya ada dalam mimpiku

Aku tidak tahu apa yang menyakitimu
Tapi aku bisa merasakannya juga
Dan itu sangat menyakitkan
Untuk mengetahui bahwa aku tak dapat melakukan apapun
Dan jauh di dalam lubuk hatiku
Entah bagaimana aku tahu
Bahwa apa pun yang terjadi
Aku akan selalu mencintaimu

Aku sering menutup mata
Dan aku bisa melihat kau tersenyum
Kau menjangkau tanganku
Dan aku terbangun dari mimpiku
Meskipun hatimu milikku
Ini kosong di dalam
aku tidak pernah memiliki cintamu
Dan aku tidak akan pernah

Jadi mengapa aku masih di sini di tengah hujan?

Jumat, 17 Mei 2013

Menentukan Masalah Penelitian

A. Pendahuluan

Masalah penelitian merupakan titik tolak dari suatu kajian penelitian, dengan demikian penting tidaknya atau berbobot tidaknya suatu penelitian sangat ditentukan oleh masalah yang akan dikaji.
            Dalam kehidupan baik secara pribadi maupun bermasyarakat banyak menghadapi berbagai gejala yang tidak jarang menunjukkan ketidakserasian atau kesenjangan. Gejala yang tidak serasi atau tidak sesuai itu muncul karena setiap apa yang ingin dituju atau diwujudkan tidak selamanya dapat terpenuhi. Dengan perkataan lain permasalahan akan muncul apabila terjadi kesenjangan antara apa yang diinginkan dan apa yang dapat diwujudkan ataupun apa yang seharusnya dapat dicapai dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Permasalahan semacam itu kemudian diangkat sebagai permasalahan penelitian (research problems).
Untuk mengawali kegiatan penelitian, seorang peneliti hendak-nya secara cermat mengidentifikasi berbagai masalah dan menyelek-sinya, sehingga ia mampu mendapatkan suatu permasalahan yang baik dan urgen untuk diteliti. Masalah yang baik dan urgen di sini dimaksudkan bahwa permasalahan tersebut jika berhasil dipecahkan akan membawa manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan perbaikan dalam kehidupan kita.
            Identifikasi dan seleksi masalah penelitian merupakan titik awal dalam pelaksanaan penelitian. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya  untuk mendapatkan masalah yang baik untuk diteliti. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang cukup sukar. Tidak sedikit para calon peneliti menghadapi kesulitan untuk mendapatkan masalah penelitian yang baik, yaitu masalah yang memang benar-benar penting dan mendesak untuk diteliti dan memberikan manfaat setelah berhasil dipecahkan, tidak sedikit para peneliti menghabiskan waktunya untuk membaca berbagai buku dan artikel di dalam jurnal atau majalah ilmiah, dan mungkin sekali mereka berkonsultasi dengan para ahli. Jika dalam keadaaan tertentu untuk memilih masalah terdesak oleh waktu yang terbatas atau diburu untuk segera diajukan, maka hasil yang didapat biasanya berupa masalah yang kurang berbobot dan sering hanya merupakan duplikasi masalah yang telah ada.
            Untuk mendapatkan masalah yang baik, langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah umum tentang bidang yang dirasa menguasai sesuai dengan bidang yang ditekuni dan tertarik. Bagi yang menekuni bidang pertanian, masalah yang menarik misalnya masalah yang berkenaan dengan tanaman, hama penyakit tanaman, pengolahan tanah, dan sebagainya, Seseorang yang berkecimpung pada bidang psikologi masalah yang menarik adalah masalah yang berhubungan dengan perkembangan berfikir anak, minat, bakat dan semacamnya, Untuk bidang pendidikan, masalah dapat berupa  pembelajaran yang efektif pada mata pelajaran tertentu, rendahnya mutu pendidikan, produktivitas pendidikan, dan semacamnya.
            Pada bidang yang ditekuni dan dirasa menarik, seseorang akan lebih banyak mendapatkan gambaran dan informasi yang penting dari pengalamannya. Dapat diasumsikan bahwa di dalam bidang keahliannya  seseorang akan lebih banyak mencurahkan perhatian serta lebih menekuni berbagai bacaan untuk menghadapi segala macam tugas  dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Ia akan lebih cermat dan tajam dalam mengamati gejala yang muncul di dalam kehidupan sesuai dengan bidang  garapannya. Begitu pula ia akan lebih mengejar dan memburu informasi yang berkaitan dengan  dan penting artinya nagi gejala yang menarik dan sedang dihadapi (problem hunting).
            Langkah berikutmya adalah menarik masalah umum tersebut ke suatu masalah yang lebih spesifik. Perhatian peneliti mulai difokus­kan pada hal yang khusus sehingga secara mendalam dan terinci dapat diidentifikasi karakteristik tentang apa yang akan diteliti. Spesifikasi masalah ini  memberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan model pengukuran atau teknik pengamatan. Hal ini berarti bahwa kedalaman penelaahan permasalahannya akan dapat dicapai. Secara metodologis masalah yang akan diteliti hendaknya memiliki criteria: (1) dapat dipecahkan dengan penelitian empirik; (2) dari pandangan umum hal itu merupakan masalah yang kritis dan mendesak untuk dipecahkan, (3) Menarik dan/atau sedang hangat menjadi focus perhatian masyarakat; (4) Memiliki nilai teoritik dan praktis, dalam arti memiliki manfaat yang luas dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dalam penelitian ilmiah perlu dibedakan antara permasalahan penelitian (research problems) dan pertanyaan penelitian (research questions). Permasalahan penelitian mempunyai ciri: (1) menunjukkan hubungan antara dua variable atau lebih; (2) dapat dipecahkan secara empirik, yang berarti dimungkinkan tersedianya data yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut; (3) memiliki lebih dari satu alternatif cara pemecahannya, se-hingga dimungkinkan disusunnya hipotesis penelitian.
Sedangkan pertanyaan penelitian pada dasarnya hanya menyangkut suatu variable yang lepas, namun pertanyaan yang diajukan itu hanya mungkin dijawab jika tersedia data empirik. Dengan kata lain untuk menjawab  pertanyaan itu perlu dilakukan penelitian.
Contoh dalam bidang pendidikan, misalnya adanya gejala yang dapat diamati terjadinya banyak siswa yang tawuran. Gejala ini merupakan permasalahan yang harus segera diatasi atau dipecahkan, jika tidak segera diatasi maka akan membawa akibat yang merugikan. Pertanyaan penelitian: Berapa persen jumlah siswa yang terlibat tawuran? Untuk menjawab pertanyaan itu peneliti perlu mengumpul-kan data lapangan untuk menghitungnya. Jadi jawaban  yang diberikan berdasarkan kenyataan yang ada, karena pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab tanpa tersedianya bukti atau data dari lapangan. Munculnya pertanyaan penelitian didasari oleh ketiadaan informasi atau ketidaktahuan peneliti tentang informasi yang diperlukan.
Permasalahan penelitian: Faktor apa yang menyebabkan siswa tawuran? Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan penelitian. Peneliti dapat memprediksi berbagai kemungkinan yang menunjukkan faktor penyebab siswa tawuran. Faktor-faktor yang diajukan itu sifatnya masih hipotetik, apalagi jika persoalannya telah mengarah pada factor penyebab utama. Untuk meyakinkan kebenaran  jawaban itu perlu dikumpulkan referensi teoritis dan kajian-kajian penelitian yang relevan.
Munculnya permasalahan penelitian adalah dari situasi problematik, yaitu situasi yang kurang cocok dengan yang semestinya atau seharusnya, dan hal itu  akan merupakan tentangan bagi seseorang yang menekuninya atau merasa berkepentingan. Melihat situasi yang tidak serasi dan menganggu, seseorang yang merasa membidangi senantiasa ingin berusaha mengatasinya.

C. Sumber Masalah
            Masalah penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain adalah: sumber teoritik, sumber empirik, informasi dari para ahli.
            Sumber teoritik mencakup berbagai teori dan konsep penelaa-han buku-buku sumber. Makalah yang bersumber dari telaah  teori akan banyak memberikan sumbangan dalam memperkaya dan mem-perluas khasanah ilmu pengetahuan dan mempertajam pemahaman aplikasi teori. Dalam banyak hal penelitian  yang masalah digali dari sumber teoritik, pelaksanaannya akan berbentuk penelitian ekperi-mental dan dikategorikan penelitian dasar (basic research).
            Sumber empirik memberikan pengertian bahwa pengalaman peneliti dapat diformalisasikan  ke dalam suatu bentuk masalah yang menurut pengamatan dan atau penghayatan peneliti hal itu menim-bulkan kekurangserasian. Termasuk dalam sumber ini umpamanya temuan-temuan penelitian terdahulu. Pada umumnya penelitian yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang brsumber dari peng-alaman dapat dikategorikan penelitian yang bersifat praktis atau penelitian terapan. (apllied research).
            Tidak sedikit masalah penelitian didapatkan dari para pakar, umumnya para pakar memiliki wawasan yang cukup luas dan mendalam sesuai dengan bidang yang ditekuninya, sehingga mereka mampu menyajikan  banyak permasalahan penelitian yang cukup berbobot untuk diteliti. Sumber lain yang sering banyak diharapkan adalah dari para pengelola dan atau pengambil keputusan, yang karena kebutuhannya tidak sedikit masalah yang perlu dipecahkan demi tercapainya suatu usaha pengembangan dan atau pembangun-an. Penelitian yang masalahnya bersumber dari para pengelola ini disebut penelitian kebijakan dan pada umumnya merupakan penelitian pesanan. Hasil pemecahan masalah yang diajukan pada dasarnya akan digunakan untuk mendukung keberhasilan pelaksa-naan kebijakan yang telah ditetapkan.
            Baik masalah yang didapat dari sumber teoritik, empirik, ataupun sumber lain, dalam menetapkan proses pelaksanaan peneli-tiannya harus selalu mengingat: (1) tingkat kemampuan peneliti (baik kemampuan bidang kajian yang akan diteliti maupun kemampuan metodologisnya), (2) tersedianya sumber dana, dan (3) tersedianya waktu dan tenaga.

D. Perumusan Masalah Penelitian
            Setelah peneliti berhasil menemukan fokus masalah yang  merupakan spesifikasi masalah yang akan diteliti, tugas yang perlu dikerjakan adalah meyakinkan kepada fihak lain bahwa masalah yang diajukan itu memang bertul-betul masalah yang urgen untuk dipecahkan. Untuk maksud ini peneliti berkewajiban  memberikan uraian yang tujuannya memberikan penjelasan (nalar dan argumen-tasi) tentang munculnya masalah tersebut. Uraian pendukung masa-lah ini diwujudkan dalam bentuk kajian berbagai teori atau bukti-bukti  empiris atau hasil penelitian yang relevan, sehingga dengan dukungan ini  fihak lain menjadi yakin bahwa masalah penelitian itu penting untuk dikaji atau dieliti. Perlum diingat isi uraian yang melatarbelakangi rumusan masalah penelitian tersebut hendaknya menunjukkan bahwa jika masalah yang diajukan terse-but  berhasil dipecahkan akan membawa dampak positif, baik sifatnya institusio-nal maupun tidak. Sebaliknya perlu diyakinkan pula bahwa apabila masalah tersebut tidak segera diatasi, hal itu akan berakibat me-nganggu keseimbangan kehidupan suatu institusi atau kehidupan masyarakat, begitu pula mungkin dapat mengganggu  perkembangan ilmu pengetahuan.
            Setelah spesifikasi masalah berhadil diketemukan, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah tersebut sejelas mungkin. Hal-hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah adalah:
1. Masalah sebaiknya dirumuskan dalam kalimat bertanya.
Pernyataan ini mengandung makna bahwa masalah penelitian dapat juga disajikan dalam kalimat berita, misalnya jumlah pengangguran mencapai 35%. Pernyataan ini adalah pernyataan problematik. Maksudnya adalah nahwa besarnya pengangguran sudah cukup tinggi dan itu dapat mengganggu kehidupan sosial, jika hal ini tidak diatasai besar kemungkinan akan menimbulkan masalah baru yang akan merugikan kehidupan masyarakat. Pernyataan problematik seperti contoh di atas merupakan peng-ungkapan keadaan nyata bukan imaginasi. Berangkat dari per-nyataan ini peneliti dapat bergerak ke arah mencari sebabnya atau memprediksi akibat yang ditimbulkannya. Apabila peneliti bermaksud mencari sebabnya, agar dalam mengajukan alternatif pemecahan sehubungan dengan banyaknya pengangguran itu secara realistis dan praktis, maka peneliti dapat menduga penye-bab utama yang relevan dengan terjadinya pengangguran. Pengertian relevan di sini mengandung maksud bahwa dugaan yang diajukan peneliti telah dipikirkan secara masak berdasarkan pengalaman, telaah pustaka, dan atau berbagai informassi yang pernah diterima. Namun demikian dugaan yang diajukan perlu diyakinkan dengan dukungan teoritik dan hasil-hasil penelitian yang relevan.
Berdasarkan contoh di atas, misalnya peneliti menyatakan bahwa pengangguran disebabkan oleh:
a.       produk pendidikan kurang berkualitas;
b.      perkembangan penggunaan teknologi baru di dalam kehidupan 
makin meluas;
  1. sikap tenaga kerja,
  2. menurunnya pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya.
Maka dapat dijelaskan bahwa ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja yang tersedia dan pasaran kerja yang mampu me­nam­­pungnya secara teoritik dapat terjadi. Jika demikian dugaan peneliti, maka akan melahirkan berbagai alternative jawaban atas masalah yang dihadapi. Alternatif jawaban itu masing-masing memiliki nilai kebenaran. Alternatif jawaban yang mempunyai tingkat kebenaran yang paling tinggi, umumnya oleh peneliti diangkat menjadi hipotesis penelitian. Dengan demikian, peneliti yang berkehendak mencari sebab terjadinya pengangguran dapat mengajukan masalah penelitian yang rumusannya berbunyi: Faktor apa yang terutama menyebabkan terjadinya pengangguran?
Apabila sebab terjadinya pengangguran menurut dugaan peneliti yang paling kuat adalah produk pendidikan kurang berkualitas, maka secara teoritik peneliti dapat menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kualitas produk pendidikan dan jumlah penganggur. Pernyataan hipotetik ini mendorong peneliti untuk mengujinya, dan oleh karena itu rumusan permasalahannya dapat dimodifikasi menjadi: Apakah ada korelasi antara kualitas produk pendidikan dan jumlah pengangguran? Rumusan masalah yang besifat korelatif itu mengandung makna yang mendassar bahwa jika penelitian nanti dihasilkan korelasi yang positif antara kualitas produk pendidikan dan jumlah penganggur, hasil tersebut akan memberik bukti bahwa masalah pengangguran  itu disebabkan   oleh   produk   pendidikan  yang kurang berkualitas.

2.        Masalah penelitian menggambarkan adanya hubungan antara dua variable atau lebih.
Rumusan yang demikian mengandung penger­tian bahwa fenomena yang satu terkait dengan fenomena yang lain. Misalnya seperti contoh di atas, fenomena banyaknya produk pendidikan yang tidak berkualitas  berkaitan dengan banyaknya tenaga kerja yang menganggur. Contoh lain misalnya tentang kesu­buran tanaman. Sebatang tanaman yang subur merupakan fenomena yang berkaitan dengan fenomena lain, umpama pembe­ri­an pupuk, pemberian air, sinar matahari, dan sebagainya. Hubungan ini dapat menimbulkan gejala yang bersifat berpe­ngaruh dan dapat pula memberikan arti yang menimbulkan gejala perbedaan. Pada dassarnya pengaruh dn perbedaan dapat diuji dengan cara yang sama dengan demikian kedua gejala pada keja­­di­an tertentu bermakna sama.

3.      Masalah harus dirumuskan secara spesifik dan dapat dipecahkan secara empirik.
Perumusan masalah yang kurang spesifik akan sulit dilakukan pemecahannya. Oleh karena itu perlu diusahakan rumusan yang belum spesifik dipegah lagi sehingga bermaksa tunggal dan spesifik. Pemecahan secara empirik dimaksudkan ada­­­­­­
     bukti yang diperoleh dari pengalaman lapangan.

4. Hindarkan pengajuan masalah yang bersifat philosofis dan me­nyang­kut etik atau moral.
Pemecahan masalah yang bersifat philo­sofis dan etik secara operasional akan sukar dilakukan. Namun dalam bidang tertentu, umpamanya bidang filsafat dan bimbingan  penyuluhan,  penelitian untuk  masalah seper­ti itu mungkin perlu dilakukan.

E. Pertimbangan Dalam Menentukan Masalah Penelitian
Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih masalah penelitian, yaitu: (1) Kualitas permasalahan,  dan (2) Kemungkinan konseptualisasi dan verifikasinya. Kualitas permasalahan dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan  berikut:
1.      Apakah hubungan antar variabel yang dipermasalahkan itu mempunyai nilai sumbangan berarti baik secara teoritis maupun praktis?
2.       Apakah hubungan antar variabel itu benar-benar merupakan masalah yang riil dan dirasakan, atau dipaksakan untuk diangkat permasalahan baik, dilihat dari kaca mata teoritis maupun praktis?
3.          Apakah masalah yang diteliti itu benar-benar sesuatu yang baru ataukah sekedar pengulangan dari peneliti sebelumnya atau dari penelitian di tempat lain?
4.          Apakah masalah yang diteliti itu memiliki referensi teori yang jelas atau tidak?

Sedangkan tentang konseptualisasi dan verifikasinya dapat dilaku-kan penjajagan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.            Apakah konsep yang dikaji dalam penelitian tersebut memiliki batasan dan definisi yang jelas atau tidak?
2.          Apakah konsep-konsep itu mengandung dimensi-dimensi operasional yang dapat diamati dan diukur atau tidak?
3.          Apakah cukup jelas atau tidak gambaran formulasi hipotesis yang akan diuji dari masalah yang dikaji?
4.          Apakah tersedia atau tidak sumber-sumber data dari masa-lah yang akan dikaji?
5.          Apakah cukup jelas atau tidak alat dan cara pengukuran untuk memperoleh data penelitian?
6.          Apakah jelas atau tidak gambaran teknis analisisnya setelah dilakukan pemrosesan data?

Pertimbangan subyektif peneliti dalam memilih masalah pada dasarnya berkenaan dengan minat dan kelengkapan yang dimiliki oleh peneliti itu sendiri. Hal tersebut dapat dijajagi dengan mengaju-kan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.            Apakah masalah yang dikaji benar-benar sesuai dengan minat peneliti?
2.          Apakah masalah yang dikaji tesebut sesuai dengan keahlian atau spesialisasi peneliti?
3.          Apakah perbendaharaan teoritis tentang masalah yang dikaji dimiliki secara memadai?
4.          Apakah cukup memadai perbendaharaan tentang hasil peneli-tian lain yang relevan dengan masalah yang dikaji?
5.          Apakah waktu, tenaga, dan biaya yang digunakan untuk mela-kukan penelitian ini terjangkau oleh peneliti?


Sumber : Materi Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
               oleh : Drs.Ngabiyanto (Dosen PKn FIS Universitas Negeri Semarang)

Blogroll

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA SILAHKAN MAMPIR DULU ISI GUEST BOOK YA
 
Aku dan Kisahku Blogger Template by Ipietoon Blogger Template