Keterangan dari seorang informan sangat diperlukan
sebagai data yang harus diperoleh di lapangan. Cakupan topik yang akan Anda
tulis adakalnya memerlukan lebih banyak informasi selain dukungan bahan bacaan
yang diperoleh dari perpustakaan. Keterangan dari informan bisa dijadikan data
utama atau data sekunder yang saling melengkapi dengan dokumen yang tersedia
ataupun dengan bahan-bahan pustaka lainnya. Apabila hal ini terjadi maka pertimbangkan
untuk melakukan wawancara langsung atau melalui kuesioner dengan pihak-pihak
yang mengetahui permasalahan yang akan Anda tulis. Ada empat hal yang harus
Anda perhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek
penulisan karya ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai.
2. Mempersiapkan pedoman wawancara
3. Melaksanakan wawancara
4. Mengolah hasil wawancara
Persiapan
wawancara
Setelah menentukan nama-nama orang yang akan diwawancarai
langkah berikutnya yang harus Anda lakukan adalah meminta kesediaan orang-orang
tersebut untuk diwawancarai. Caranya dapat secara dilakukan langsung artinyan
Anda datang ke tempat orang itu berada dan mengutarakan maksud Anda atau dapat
pula secara tidak langsung, lewat telepon atau surat.
Agar Anda dapat merumuskan pertanyaan wawancara, dengan
baik, spesifik dan terfokus, ikutilah tips berikut ini.
a. Menentukan
butir-butir informasi yang dibutuhkan.
b. Mengembangkan
pertanyaan wawancara. Hal yang pertama muncul dalam benak pewawancara adalah
mengenai jenis pertanyaan yang akan diajukan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Menyusun pertanyaan wawanxara harus dilakukan dengan cermat.
Pertanyaan wawancara yang baik adalah pertanyaan yang singkat, jelas dan dan
terarah serta memerlukan jawaban seketika. Pertanyaan demikian, akan mudah
dipahami, dicerna, dan dapat dijawab secara langsung dengan lugas tanpa
memerlukan waktu untuk membuka dokumen serta mencari datanya. Penguasaan
keterampilan menyusun berbagai tipe pertanyaan diperlukan dan sangat berguna
dalam menyelesaikan tugas ini.
Setelah itu pewawancara harus menguasai pula teknik
pengajuan pertanyaan. Ebrbagai keterampilan mengajukan pertanyaan harus
diterapkan. Pertanyaan pertama yan gdiajukan harus positif dan bersifat netral.
Contoh, pertanyaan yang positif
adalah “Apa yang paling Anda sukai dari pekerjaan Anda?” Fungsi pertanyaan
positif ini adalah untuk mencairkan suasana, sedangkan contoh pertanyaan yang netral adalah: “Ceritakan tentang
pekerjaan Anda?” Setelah pertanyaan positif dan netral diajukan, kemudian boleh
diiukti dengan pertanyaan-pertanyaan negative, misalnya berikut ini.
a. Jika
Anda diizinkan membuat perubahan dalam pekerjaan Anda, perubahan apa yang akan
Anda lakukan?
b. Masalah-masalah
apa saja yang dirasakan measyarakat dengan adanya polusi udara ini?
c. Usaha-usaha
apa saja yang dilakukan unit Anda di dalam membantu mengurangi polusi udara
ini?
Pertanyaan-pertanyaan yang ambigu dan mengandung permasalahan ganda harus dihindarkan,
sebaiknya satu pertanyaan untuk satu hal. Demikian pula, pertanyaan retoris yang mengesankan bahwa
pewawancara sudah paham apa yang ditanyakan atau sudah tahu jawabnya, harus
dihindari. Pertanyaan ambigu, ganda, dan retoris biasanya tidak menarik dan
sulit untuk dijawab sehingga tidak berfungsi dalam pengumpulan informasi.
Jenis pertanyaan atau kalimat Tanya yang digunakan dalam
wawancara adalah bervariasi, dari mulai kalimat Tanya sederhana sampai kalimat
pertanyaan yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan tersebut masing-masing memiliki
fungsi dalam menunjang keberhasilan proses wawancara. Ada pertanyaan untuk memusatkan perhatian,
pertanyaan untuk menggali inforamsi lebih lanjut, pertanyaan untuk klarifikasi
dan pertanyaan untuk memperoleh konfirmasi. Permilihan tipe pertanyaan secara
tepat diikuti cara pengajuan yang tepat pula maka akan menunjang keberhasilan
proses dan tujuan wawancara. Dalam menghadapi situasi dan orang-orang yang
mungkin tergolong sulit mengemukakan sikap dan pendapatnya. Hal-hal seperti di
atas akan sangat membantu.
Wawancara tidak harus selalu menanyakan sesuatu
dengankalimat pertanyaan yang lengkap. Pertanyaan singkat dan sederhana,s
eperti “KEmudian?”, Apa?”, “Maksudnya?” kadang-kadang sudah cukup untuk memberi
kesempatan kepada yang diwawancarai untuk melanjutkan berbicara secara lebih
mendalam atau mendetail.
Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan wawancara di lapangan harus diarahkan agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut
ditentukan oleh kemampuan pewawancara mengikuti pedoman wawancara yang telah
disusun sebelumnya. Apabila yang disiapkan adalah pedoman umum maka pewawancara
harus pandai-pandai mengatur jalannya wawancara dan mengarahkan pokok
pembicaraan, apabila telah disiapkan daftar pernyataan yang terstruktur maka
wawancara tinggal mengikuti daftar tersebut. Dibuatnya daftar pertanyaan
terstrktur memungkinkan dilaksanakan wawancara secara lebih efektif dan efisien.
Berikut ini beberapa kiat dalam melaksanakan wawancara
yang sukses.
a. Lakukanlah
wawancara dalamsuasana yang menyenangkan. Suasana yang enak dan menyenangkan
dapat Anda ciptakan dengan cara membuka wawancara dengan perkenalan serta
dengan menjalin saling pengertian. Untuk mencairkan suasana mulailah dengan
pertanyaan-pertanyaan yang posisitf.
b. Bersikaplah
santai, tetapi dengan tujuan yang jelas. Anda di sana untuk mendapatkan informasi. Jadi, jangan ragu-ragu untuk
mengajukan pertnayaan yang mengarah yang pada focus permasalahan.
c. Gunakan pedoman wawancara (daftar pertanyaan) yang sudah
disiapkan.
d. Biarkan yang diwawancarai untuk berbicara. Jangan coba-coba mempengaruhinya dengan
pengetahuan Anda sendiri tentang masalah yang dianggap menjadi bidang
keahliannya.
e. Berlakulah subjektif mungkin. Jangan mengemukakan
pendapat sendiri tentang masalah yang ditanyakan. Anda di sana untuk
mendapatkan inforamsi, bukan untuk berdebat.
f. Berikanlah kesempatan berpikir. Setelah mengajukan
pertanyaan, Anda jangan mengharapkan jawaban sesegera mungkin, sebaiknya
berikan waktu yang cukup kepada responden untuk menyusun jawaban. Diam sejenak
adalah cara untuk memperoleh jawaban yang terbaik. Diam dapat berartin pula
sebuah pertanyaan, artinya pewawancara rajin mendengar lebih banyak jawaban.
g. Apabila jawaban yang diberikan masih belum lengkap,
tanyakan lagi. Jika Anda tidak menanyakannya pada saat wawancara, jangan-jangan
nanti Anda akan kesulitan mendapatkan jawabannya lagi.
h. Apabila yang diwawancarai kehilangan arah di dalam
menjawab pertanyaan Anda, siaplah dengan pertanyaan yang persis dan langsung
untuk membimbingnya kembali ke permasalahan yang sedang dibahas.
i.
Buat
catatan seperlunya, khususnya catatan yang dapat membantu Anda pada saat
mengingat kembali proses wawancara nantinya. Jangan meminta yang diwawancarai
untuk memperlambat uraiannya hanya karena Anda ingin membuat catatan. Hal ini
tidak hanya menyita waktunya yang telah dialokasikannya untuk Anda, tetapi juga
dapat mengganggu atau merusak jalan pikirannya di dalam menjawab pertanyaan
Anda.
j.
Jika
Anda menggunakan tape recorder jangan
terlalu santai sehingga Anda lupa pertanyaan penting yang harus diajukan.
k. Buatlah catatan sesegera mungkin setelah wawancara
selesai. Jangan menunda hal ini karena sebagus apa pun daya ingat seseorang
beberapa poin penting akan terlupakan bila tidak diingat (dicatat) seketika.
Pengolahan
Data wawancara
Data atau informasi yang telah
dikumpulkan melalui wawancara biasanya dicatat atau direkam. Selanjutnya data
atau informasi tersebut biasanya disebut catatan
lapangan – perlu diolah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
menunjang proyek penulisan karya ilmiah Anda.
Hasil wawancara berupa catatan
atau rekaman tersebut mula-mula dibuat transkripnya. Pokok-pokok jawaban atas
pertanyaan dikumpulkan dan dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai
dengan sifat dan permasalahannya. Transkrip wawancara tersebut dideskripsikan.
Selanjutnya diadakan telaah dan analisis terhadap informasi tersebut sehingga
diperoleh suatu simpulan. Telaah atau pemeriksaan data tersebut dimaksudkan
untuk memperoleh keabsahan dan kecukupan data.
Berdasarkan suatu hasil
wawancara yang cukup lengkap akan dapat dibuat simpulan-simpulan tentang
masalah yang relevan dengan topik yang Anda akan tulis.
Hasil
Wawancara
Hasil wawancara pada dasarnya
adalah suatu simpulan yang akurat dan dapat dipercaya yang diharapkan dapat
dijadikan dasar dan bahan untuk menunjanf beberapa konsep ataupun teori yang
dibahas di dalam karya tulis yang sedang Anda kembangkan. Informasi yang akurat
tersebut dirumuskan berdasarkan atas pengolahan data wawancara. Inforamsi
tersebut harus disajikan dalam bahasa yang lugas, sederhana, mudah dipahami dan
ditafsirkan.
Sumber : Mata Kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Dosen Drs.Ngabiyanto, M.Si