Kadang aku berfikir kenapa kita
sama-sama begitu dingin. Seumur hidup aku ataupun engkau memang belum pernah
mengatakan “aku menyayangimu”, namun masing-masing tahu karena kita hanya tak
mengerti dan tak terbiasa mengatakannya. Tahukah kau bahwa hampir 60 persen
sifatku adalah keturunan dari sifatmu, sama-sama cuek meskipun sebenarnya
sangat peduli.
Aku hanya mengingatnya sekali
saat itu, saat aku berumur 6 tahun. Setelah pulang beberapa bulan lamanya dari
perantauan kau kembali pada kami, keluargamu. Saat aku duduk di bangku kelas,
aku mencari ibu yang biasanya selalu menungguku di luar saat aku menerima
pelajaran di masa taman kanak-kanak. Tapi aku tak melihatnya, aku melihatmu
memandangi anakmu. Seseorang yang jelas aku kenal namun aku merasa asing karena
kita lama tak bertemu, tapi aku senang melihatmu bahkan aku menantimu. Aku
ingat betul hari itu kau memberikanku donat dengan taburan meses coklat. Aku
juga merasakan kau sangat merindukanku waktu itu.
fotoin bapak diem-diem :D |
Sejak hari itu hampir setiap sore
kau selalu memboncengku dengan sepeda onthel kita satu-satunya. Tempat yang
dituju hanya satu, taman di dekat stasiun itu. Entah kenapa aku tak pernah
bosan saat kau mengajakku ke tempat itu, aku bermain-main dengan ayunan dan kau
mengawasiku.
Hari berganti bulan, berganti
tahun dan anak kecilmu tumbuh menjadi seorang remaja. Kau tidak lagi seperti
dulu, lebih banyak diam,tapi terkadang kau menjadi ayah yang begitu keras dalam
mendidikku. Meskipun kau tak pernah memukulku atau kasar terhadapku namun kau
tidak pernah lagi memperlakukanku seperti saat kau memelukku saat aku berumur 6
tahun. Aku akui hubungan kita memang terasa sangat biasa. Kau lebih sering
diam, kau bahkan sangat jarang bertanya bagaimana aku menjalani hari-hariku. Di
balik itu semua aku tahu kau sangat bangga padaku, itupun karena aku mendengar
dari perkataan tetangga saat kau menceritakan tentangku pada mereka.
Malam ini aku sangat merindukanmu
pak,aku hanya beralasan ketika aku mengatakan aku sakit dan aku menanyakan
obatnya padamu. Seperti biasa kau hanya menjawab dengan singkat, tanpa
menanyakan kembali apakah aku baik-baik saja. Aku rindu menjadi aku yang
berumur 6 tahun,. Aku anggap ini sudah lebih dari cukup, terima kasih Bapak,
Terima kasih telah menjadi ayah yang tak pernah mengeluh meskipun aku tahu kau
menanggung beban yang berat. Alhamdulillah jaza kallohuiro. :D